Lembaga
riset properti, Colliers menyebutkan bahwa pada kuartal ketiga di tahun
2014 terjadi penurunan harga sewa untuk ruang kantor di Jakarta.
Penurunan tarif sewa kantor Jakarta juga terjadi di kawasan pusat bisnis
atau Central Business District (CBD). Penurunan tersebut akibat melemahnya permintaan.
Koreksi permintaan sebetulnya sudah terlihat sejak awal 2014, yaitu pada saat Pemilihan Umum. Pasar perkantoran seperti halnya sewa kantor Jakarta yang sebelumnya diprediksi pulih setelah mengalami perlambatan penyerapan pada 2013, ternyata berjalan tidak sesuai ekspektasi.
"Kenyataannya,
tingkat serapan tidak mengalami kenaikan. Sejak awal tahun sampai
September 2014 tingkat serapan hanya pada level 200.000 meter persegi,
sementara proyeksi 400.000 meter persegi," kata Senior Associate
Director Office Service Colliers International Indonesia, Sutrisno R
Soetarmo.
Sutrisno mengungkapkan,
beberapa pemilik dan pengelola gedung sewa kantor Jakarta, baik yang
bertarif dollar AS maupun rupiah, sudah mulai menyesuaikan harga sejak
awal semester dua ini. Tak hanya mengoreksi harga sewa transaksi,
melainkan juga sewa penawaran. Salah satu contohnya harga sewa World
Trade Center II.
"Terjadinya penurunan harga sewa gedung-gedung perkantoran tersebut pada rentang 10 persen hingga 40 persen," tutur Sutrisno.
Koreksi harga sewa kantor Jakarta dilakukan terhadap luasan ruang kantor yang tersedia (available space). Untuk perkantoran grade A dan premium, penurunan harga sewa kantor Jakarta optimum (optimum price)
terjadi di beberapa kawasan, baik di CBD Sudirman maupun di luar
kawasan CBD Sudirman. Sutrisno menambahkan, koreksi harga tersebut
berpotensi mendorong penurunan harga sewa rerata. Jika sekarang
penawaran sewa kantor Jakarta rerata Rp 250.000 per meter persegi, bisa
turun menjadi Rp 200.000 per meter persegi. Sementara itu, penawaran
rerata gedung sewa kantor Jakarta grade A yang saat ini mencapai Rp
350.000 per meter persegi bisa melorot menjadi Rp 200.000 per meter
persegi.
Sutrisno mengungkapkan, kondisi
anjloknya harga sewa kantor Jakarta dan kemerosotan permintaan, akan
terus berlangsung hingga akhir tahun ini. “Jika tahun depan kondisi
makro belum pulih dalam perhitungan asumsi rupiah masih terdepresiasi,
inflasi naik akibat perubahan lonjakan harga BBM dan suku bunga tinggi,
maka situasi pasar perkantoran akan seperti kurun waktu 2008-2009.
Terlebih jika pasokan pada tahun 2015 di CBD Jakarta yang akan datang
sebanyak 607.462 meter persegi," tandas Sutrisno
Sementara
itu, secara umum Colliers memproyeksikan pasokan baru perkantoran
termasuk sewa kantor Jakarta yang masuk pasar hingga akhir tahun 2014
mencapai 2,5 juta meter persegi atau lebih dari separuh pasokan total
kumulatif 4,8 juta per meter persegi. Sebanyak 50 persen di antaranya
sudah terserap dalam bentuk komitmen awal. Adapun pra komitmen untuk
pasokan perkantoran baru yang masuk di tahun 2015 baru mencapai 25
persen.
No comments:
Post a Comment