Monday, July 14, 2014

Lemahnya Nilai Rupiah, Sewa Kantor Jakarta Tetap Perkasa

Pertumbuhan pusat bisnis di beberapa kawasan di Jakarta memicu kenaikan harga tanah, mencapai 20 persen per tahun. Rupiah boleh saja terpuruk, berada di 11.854 per dollar AS berdasarkan kurs referensi Bank Indonesia atau JISDOR. Namun, sektor properti salah satunya sewa kantor Jakarta tetap cemerlang.
Hal tersebut ditandai dengan tingkat okupansi (hunian) gedung-gedung perkantoran khususnya sewa kantor di kawasan Central Business District (CBD) Jakarta yang masih berada pada level 96,5 persen.
 

Berdasarkan hasil riset Colliers International Indonesia, pelemahan nilai tukar rupiah tidak akan mengganggu dan mengubah transaksi sektor perkantoran terutama sewa kantor. Pasalnya, sejauh ini salah satu sektor properti tersebut merupakan investasi jangka panjang.

Menurut Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, perubahan nilai tukar memang merupakan sesuatu yang sensitive, hanya berpengaruh pada bisnis yang pendapatannya tidak dalam dollar atau pun penyewa dengan masa sewanya sudah berakhir. Namun itu tidak sampai membuat investor perkantoran di Jakarta melakukan relokasi dari gedung A ke B dengan perbedaan klasifikasi dan harga sewa atau bahkan menunda ekspansi.

Ferry mengatakan fluktuasi rupiah masih bisa diatasi. Nilai tukarnya pun masih berada dalam batas aman, belum menyentuh Rp 13.000 atau Rp 15.000. "Kalau itu terjadi, sektor perkantoran akan di warnai negosiasi ulang antara land lord dan penyewa. Sehingga ada batasan exchange rate yang akan dibuat menjadi flat. Hal ini pernah terjadi pada tahun 2008-2009 lalu”.

Hasil riset Colliers, gedung perkantoran khususnya sewa kantor Jakarta akan menambah pasokan baru di CBD pada semester II 2014 adalah Sinarmas MSIG di Jl Sudirman, Gran Rubina di Jl HR Rasuna Said, Kuningan, The Convergence di Rasuna Epicentrum, Kuningan, dan Noble House di Mega Kuningan, Jakarta Selatan.

No comments:

Post a Comment